Astra Agro Lestari bangun 4 pabrik lagi

Minggu, 13 November 2011 - 16:11 WIB
Astra Agro Lestari bangun 4 pabrik lagi
Astra Agro Lestari bangun 4 pabrik lagi
A A A
Sindonews.com - PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) akan melakukan pengembangan perusahaannya. Perusahaan agrobisnis ini akan membangun empat pabrik pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/cpo) di luar Pulau Jawa. Rencananya, pembangunan keempat pabrik itu bisa selesai dalam tiga tahun kedepan.

Direktur PT AAL Santosa mengatakan, dari empat pabrik itu, dua di antaranya akan dibangun di Kalimantan Timur, satu di Kalimantan Selatan, dan sisanya di Sulawesi Tengah.

Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu pabrik adalah sekitar USD12-14 juta. Keempat pabrik tersebut, akan menghasilkan CPO sebesar lima ton per jam.

"Pembangunan pabrik menunggu desain engineering. Pabrik dibangun di atas lahan 10.000 hektare (ha). Kita masih punya 43.000 ha tanaman yang belum menghasilkan maka dari itu butuh pabrik," kata Santosa di sela acara Workshop Wartawan Industri dan Automotif 2011 di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan ini.

Sementara, Santosa mengaku, perusahaan belum tertarik untuk melakukan hilirisasi dengan membangun pabrik minyak goreng. Pasalnya, kata dia, kebutuhan di dalam negeri masih relatif kecil. Meski, kata dia, paket insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk program hilirisasi CPO memang cukup bagus.

Namun sayangnya, lanjutnya, insentif itu hanya bisa dinikmati oleh perusahaan minyak goreng berskala besar yang bisa menghasilkan minyak goreng sebesar 2.000-2.500 ton per hari. Sedangkan AAL, kata dia, baru bisa memproduksi minyak goreng 300 ton per hari.

"Kalau kita membuat pabrik minyak goreng baru, paling hanya bisa dialokasikan untuk pasar ekspor. Itu pun tidak mudah karena membutuhkan investasi refinery yang besar. Pasar terbesar minyak goreng ada di China. Tapi tidak bisa main ke sana. Daerah tujuan ekspor harus jelas," tuturnya.

Santosa mengaku, pihaknya khawatir paket insentif fiskal untuk program hilirisasi CPO tersebut hanya bersifat sementara.

"Nanti kalau ganti pemerintahan baru, kebijakannya berubah lagi. Kan sayang kita sudah investasi mahal-mahal tapi produk minyak goreng yang kita produksi tidak terserap pasar," ucapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Presiden Direktur PT AAL Widya Wiryawan. Menurutnya, produksi CPO nasional lebih besar ketimbang permintaan. Sehingga, apabila ingin masuk ke segmen itu maka harus diekspor.

"Untuk bermain di-end user downstream tidak mudah, karena harus siapkan tujuan ekspor," kata Widya.

Luas kebun sawit AAL di seluruh Indonesia mencapai 265.000 ha dan 22 unit CPO mill dengan total produksi CPO sebesar 1.050 ton per jam. Produksi selama sembilan bulan pertama di 2011 naik 19,8% menjadi 930,8 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya 77,2 ton.

"Agar produksi CPO terus bertambah, sampai sekarang kami masih menjajaki pengembangan lahan sawit dan perawatan tanaman di Aceh, Kalimantan Timur hingga Sulawesi," tutup Santosa.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5254 seconds (0.1#10.140)