Pertamina ketuai konversi BBM ke BBG

Selasa, 22 November 2011 - 16:39 WIB
Pertamina ketuai konversi BBM ke BBG
Pertamina ketuai konversi BBM ke BBG
A A A
Sindonews.com - Untuk mengurangi keteragantungan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama yang bersubsidi, pemerintah gencar mengkampanyekan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk sektor transportasi.

Untuk itu, selaku BUMN di sektor minyak dan gas, PT Pertamina (Persero) mengaku siap mengetuai program konversi BBM ke BBG ini di sektor transportasi.

"Kalau memang pemerintah mempercayakan kepada kami, tentu kami siap untuk menjadi leader dalam program konversi tersebut," ujar Vice President Coorporate Communication Pertamina Mochamad Harun kala ditemui dalam acara revitalisasi konversi gas untuk sektor transportasi, di Gedung Diklat ESDM, Jakarta, Selasa (22/11/2011).

Namun, pihaknya menyerahkan kebijakan ini kepada pemerintah, karena pemerintah yang memegang penuh keputusan untuk program ini. "Yang jelas kita memiliki up stream dan pasokan buat BBG," jelasnya.

Dia menambahkan, Pertamina optimistis dapat mengembangkan energi yang murah dan ramah lingkungan ini. "Kita ada sukses story konversi minyak tanah ke gas. Apalagi kita juga didukung oleh up stream dan pasokan buat SPBG," kata Harun.

Selain itu, Harus mengatakan, harga BBM subsidi saat ini dinilai harga yang tidak wajar. Oleh karena itu pemanfaatan BBG sebagai bahan bakar kendaraan juga memiliki potensi yang sangat besar. "Subsidi BBM jelas menjadi salah satu penghambat berkembangnya BBG," ungkapnya.

Dia menambahkan, tidak berkembangnya penggunaan BBG untuk kendaraan dikarenakan harga BBG sendiri masih terlalu rendah, sehingga pengusaha tidak mau mengembangkan. "Harga ini sangat murah jadi investor juga melihatnya kurang berpotensi lah. Maka rencana menaikkan harga BBG Rp4.100 itu sangat realistis, sesuai dengan apa kata Wakil Menteri (Wamen) tadi," pungkasnya.

Sebelumnya, pihak Dewan Energi Nasional (DEN) sudah menggerutu dengan lambannya realisasi revitalisasi program Go Gas untuk sektor transportasi. Padahal, pemerintah sudah mengalokasikan dana pada RAPBN 2012 sebesar Rp960 miliar.

"Kita hampir frustasi juga. Hampir satu tahun jalan, program revitalisasi konversi gas untuk transportasi ini belum jalan juga," tutur Anggota DEN Herman Agustiawan.

Dia menambahkan, dengan adanya anggaran tersebut, diharapkan pemerintah mampu menggenjot infrastruktur di sektor transportasi, khususnya penambahan Stasius Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan pengadaan konverter kit untuk kendaraan, selain pasokan gas.

"Yang menjadi persoalan utama dalam revitalisasi konversi gas ini memang pada infratsrukturnya. Di samping juga tiadanya konverter kit," tegasnya.

Konversi minyak ke gas, sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) nomor 2932 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri (Permen) nomor 19 Tahun 2010 tentang supply dan harga bahan bakar gas. "Yang mengharuskan bulan oktober 2011, namun direalisasikan di 2012 untuk kendaraan pribadi harus menggunakan BBG," tegas Herman.

Selain itu, Herman mengatakan, DEN akan mengawasi program ini agar berjalan dengan baik kemudian akan ada evaluasi seberapa besar pasokan gas ke Jakarta dan sekitarnya. "Di situ juga dilihat berapa MM yang akan dipakai kendaraan umum. Sasaran jangka pendek untuk transportasi umum dan jangka panjangnya untuk semua kendaraan," tambahnya.

Lebih jauh, pihaknya menuturkan, adanya diversifikasi energi ini dimaksudkan agar adanya energi baru selain Bahan Bakar Minyak (BBM). "BBM subsidi dikurangi dan nantinya harus ada diversifikasi energi, itu harus ada bahan bakar pengganti," tutur Herman.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3058 seconds (0.1#10.140)