Pembakaran masjid di Sampang dipicu masalah keluarga

Kamis, 29 Desember 2011 - 17:15 WIB
Pembakaran masjid di Sampang dipicu masalah keluarga
Pembakaran masjid di Sampang dipicu masalah keluarga
A A A
Sindonews.com - Perbedaan keyakinan masih menjadi persoalan serius bagi bangsa ini. Hanya karena berbeda pandangan dalam menjalankan ajaran agama, dua kelompok massa di Sampang, Madura, Jawa Timur (Jatim) terlibat bentrok. Sedikitnya, tiga rumah warga dan satu rumah ibadah atau masjid dibakar massa.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution mengatakan, aksi pembakaran di Bluran, Rangtenang, Omben, Sampang, terjadi karena perbedaan keyakinan antara penganut paham Sunni dan Syiah. Paham ini satu dari banyak aliran kepercayaan dalam Islam.

"Dari hasil keterangan sementara, bahwa terjadinya karena ada permasalahan keluarga. Awalnya dari masalah keluarga, Rois dan Rojul, mereka kakak beradik. Pada awalnya mereka kelompok Sunni, kemudian Rois masuk ke kelompok Syiah karena ada perselisihan dengan abangnya Rojul," ujarnya di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (29/12/2011).

Entah dirasuki setan apa, kelompok Syiah mendatangi pemukiman warga Sunni dan melakukan penyerangan. Informasi mengenai akan adanya serangan, sebenarnya sudah diketahui intelijen kepolisian sejak empat hari lalu. Namun, saat itu pihak kepolisian masih belum mengetahui kapan aksi itu dilancarkan.

"Banyak informasi dari Sunni yang salah diinformasikan, maka timbullah kesalahpahaman dari berbagai permasalahanan. Sebenarnya, empat hari lalu masalah ini sudah diselesaikan di kecamatan dan Muspida Sampang. Bahkan sudah ada pernyataan saling menjaga, tapi tadi pagi terjadi pembakaran," terangnya menyesali aksi warga itu.

Saat pembakaran terjadi, Saud mengaku tidak ada petugas di lapangan. Jauhnya jarak tempuh dari Mapolres Sampang ke lokasi yang berjarak satu jam dengan berjalan kaki, karena kendaraan tidak bisa melintas, membuat petugas kesulitan. Saud juga beralasan, saat petugas Polres datang mereka dihalangi oleh warga dengan berbagai senjata tajam.

"Saat itu, petugas bersama Muspida sudah melakukan negosiasi dan mengatakan tidak akan melakukan penangkapan. Tapi membantu menyelamatkan korban dan akhirnya diperbolehkan. Kita masuk sudah hampir dua jam setelah kejadian, karena dari polres ke lokasi itu 1 jam, kemudian dari jalan raya ke pinggir gunung lewati sawah-sawah itu satu jam," ungkapnya.

Setelah petugas sampai, tiga rumah milik warga, salah satunya milik Ketua Ijabi yang beraliran Syiah, K Tajul Mulus, dan satu masjid sudah hangus dibakar massa. Rumah warga yang dibakar, terbuat dari bilik bambu hingga api mudah menghanguskan seisi rumah. Hingga kini, petugas masih belum menetapkan tersangka pembakaran yang menjadi aktor di belakang aksi itu.

"Kita akan lihat dulu permasalahannya, karena begini, petugas kita bisa masuk setelah dinego, kita tak lakukan penangkapan dulu. Dalam hal ini kita tidak ingin gegabah dengan menetapkan tersangka," jelasnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4359 seconds (0.1#10.140)