Pendemo gagal segel rumah orangtua SBY di Blitar

Selasa, 27 Maret 2012 - 17:06 WIB
Pendemo gagal segel rumah orangtua SBY di Blitar
Pendemo gagal segel rumah orangtua SBY di Blitar
A A A
Sindonews.com - Unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diwarnai aksi saling dorong antara ratusan aktivis aliansi mahasiswa Blitar dengan aparat kepolisian di rumah orangtua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Polisi yang membentuk barisan pagar betis mati-matian menghalangi langkah mahasiswa yang hendak menyegel rumah orangtua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Bali Nomor 30 Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Meski tidak berpenghuni, polisi tetap bertanggungjawab menjaga rumah yang pernah menjadi tempat tinggal Habibah Soekotjo, Ibunda Presiden SBY.

“Kalian boleh corat-coret di atas aspal. Namun jangan menyentuh rumah ini. Lagian juga tidak berpenghuni,“ ujar Juru bicara Polres Kota Blitar Komisaris Polisi Djufri mengatakan kepada mahasiswa, Selasa (27/3/2012).

Rumah tersebut memang selalu tertutup. Apalagi saat SBY terpilih menjadi Presiden dan Ny Habibah Soekotjo dibawa ke Puri Cikeas Bogor. Pintu rumah nyaris tidak pernah terbuka.

Namun kendati demikian, ada kerabat Presiden SBY yang menjaga dan merawatnya. Begitu juga sebelum massa aksi datang, seorang perempuan muda dengan seorang anak berusia sekitar tiga tahun buru-buru pergi.

Koordinator aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Blitar Mahathir Muhammad menilai tempat tinggal tersebut menjadi simbol agen neoliberalisme.

Di rumah bercat biru itulah dibesarkan pemimpin yang menurut mahasiswa pro kapitalis. “Pemimpin yang telah mencekik leher rakyatnya sendiri. Karenanya, kita segela saja semua yang ada ini,“ teriak Mahathir.

Massa berulangkali mencoba menerjang maju. Namun berulangkali pula mereka mundur lantaran pagar betis polisi terlalu kokoh untuk ditembus.

“Kalau sampai dari kami ada yang terluka, kami akan mempermasalahkan secara hukum,“ teriak peserta demo.

Karena tidak bisa menembus barisan, aksi penyegelan dialihkan dengan menggelar salat jenazah secara berjamaah. Salat yang dilakukan di depan rumah orangtua Presiden SBY itu sebagai simbol matinya hati nurani SBY.

“Semoga rezim terkutuk ini segera enyah dari muka bumi,“ pungkas pendemo sembari membubarkan barisan.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5662 seconds (0.1#10.140)