PERJANJIAN NUKLIR IRAN

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyuarakan ketidaksukaannya terhadap perjanjian nuklir yang baru antara Iran dan kekuatan dunia.

Iran telah membuat 55 kg uranium yang diperkaya hingga 20%. Ini menunjukkan produksi yang lebih cepat daripada tingkat 10 kg per bulan yang disyaratkan undang-undang Iran yang menciptakan proses itu pada Januari.

Perantara Eropa mulai bolak-balik antara pejabat Iran dan Amerika Serikat (AS) di Wina pada Selasa (6/4) ketika mereka berusaha membawa kedua negara kembali pada kesepakatan nuklir 2015.

Pemimpin Houthi Yaman Muhammad Ali Al-Houthi meminta Iran tidak menghentikan pengayaan uranium sebelum para pihak dalam perjanjian nuklir 2015 kembali ke kesepakatan itu.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian meminta Iran untuk bersikap konstruktif selama pembicaraan di Wina, Austria, pekan depan.

Iran menolak setiap pertemuan dengan AS di Wina, Austria di mana pihaknya mengambil bagian dalam pertemuan dengan peserta perjanjian nuklir 2015

AS, dan anggota perjanjian nuklir Iran akan bertemu di Wina, Austria, pada minggu depan untuk memulai negosiasi menyelamatkan perjanjian tersebut.

Sang jenderal juga remehkan sanksi AS, yang menurutnya justru membuat Iran menjadi lebih mandiri di banyak bidang.

Iran telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan membatasi program nuklirnya sampai Washington mencabut sanksi sepihaknya.

China akan melakukan berbagai upaya untuk melindungi kesepakatan nuklir Iran dan membela kepentingan hubungan Beijing dan Teheran.

Iran akan melakukan tes dingin pada reaktor nuklir Arak yang didesain ulang sebagai awal menjalankannya secara penuh pada akhir tahun ini.

Amerika Serikat (AS) dan Iran telah memulai diplomasi tidak langsung dengan pejabat Eropa dan lainnya yang menyampaikan pesan tentang bagaimana mereka dapat melanjutkan kepatuhan terhadap kesepakatan nuklir Iran 2015.

Amerika Serikat (AS) mengaku tidak akan terburu-buru memperbarui kesepakatan nuklir dan menunggu hingga pemilihan umum Iran berlangsung.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyambut baik niat Amerika Serikat kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) atau kesepakatan nuklir Iran.

Lavrov sebut Iran dan Amerika Serikat (AS) dapat mengembangkan langkah-langkah yang disinkronkan untuk memulihkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memasukkan ke dalam daftar hitam dua interogator Garda Revolusi Iran (IRGC) atas pelanggaran hak asasi manusia.

Rouhani mendesak negara-negara Eropa yang menjadi peserta kesepakatan nuklir untuk menahan diri dari menggunakan ancaman atau tekanan dalam setiap negosiasi dengan Teheran.

Tel Aviv dan Haifa akan diratakan dengan tanah jika Israel berani menyerang Iran.

Iran bersedia melanjutkan negosiasi tentang kesepakatan nuklir 2015 jika AS dan kekuatan barat memberikan sinyal yang jelas bahwa sanksi akan dicabut dalam waktu setahun.

Serangan terhadap kapal kargo dan pencemaran minyak di laut, yang disalahkan kepada Iran, memicu perdebatan sengit di Israel tentang perlunya merespons hal tersebut.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sangat khawatir Iran mungkin memiliki bahan nuklir yang tidak diumumkan di lokasi yang dirahasiakan.

Iran bersikeras bahwa AS harus mencabut sanksi terlebih dahulu jika ingin mengadakan pembicaraan dengan Teheran untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir.

Iran dan IAEA berhasil mencapai kesepakatan pada pekan lalu yang untuk sementara waktu menyelamatkan pemantauan atas kegiatan nuklirnya.

Israel menggambarkan langkah Iran untuk membatasi inspeksi pengawas nuklir PBB sebagai ancaman yang membutuhkan respons.

Anggota Parlemen Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik mendesak Joe Biden untul tidak mencabut sanksi Washington terhadap Iran.