Sejumlah ekonom mengingatkan pemerintah bahwa ukuran aman atau tidaknya utang jangan hanya berpatokan pada rasio terhadap PDB, tetapi juga kemampuan membayar.
Sri Mulyani menegaskan kebijakan utang akan terus berjalan dengan sangat hati-hati dan melanjutkan prinsip pengelolaan utang pertama boleh melebihi 60%.
Tak dimungkiri krisis pandemi menyebabkan akumulasi utang pemerintah tidak terelakkan. Total utang sampai dengan akhir November 2020 mencapai Rp5,910 triliun.
Menkeu Sri Mulyani buka suara mengenai terjadinya peningkatan signifikan terkait posisi utang pemerintah, dimana hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp6.074,56 triliun.
Bank Indonesia menyatakan bahwa struktur utang luar negeri (ULN) Indonesia tetap sehat karena didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Total utang pemerintah Indonesia sampai dengan akhir tahun 2020 yang telah mencapai Rp 5.910,1 triliun jadi sorotan, di mana 86,03% merupakan Surat Berharga Negara (SBN) dan sisanya 13,97% berupa pinjaman.
Realisasi pembiayaan utang selama 2020 mencapai Rp1.226,8 triliun atau naik lebih dari tiga kali lipatnya dari realisasi tahun 2019 yang hanya Rp437,5 triliun.
Ekonom menerangkan, perlu kita selidiki bahwa tidak seutuhnya utang yang dilakukan pemerintah kemudian diberikan atau dialokasikan ke sektor produktif.
Penyusunan anggaran yang dilakukan pemerintah relatif baik namun realisasinya dinilai mengulang dari realisasi anggaran tahun sebelumnya sebelum pandemi terjadi.
Indonesia dalam konteks utang berada dalam posisi gali lubang tutup lubang. Artinya, Indonesia meminjam uang untuk menutupi cicilan bunga dan pokok utang.
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, kolaborasi internasional yang terpadu diperlukan untuk mengelola tsunami utang yang akan datang yang telah digerakkan oleh pandemi.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil menerbitkan surat utang untuk pembiayaan meski kondisi pasar bergerak dinamis dan volatile karena pandemi Covid.
Cadangan devisa diprediksi akan terus mengalami penurunan di tahun depan karena kenaikan utang pemerintah, namun penurunan itu tak perlu dikhawatirkan.
Hingga akhir Oktober 2020, posisi utang pemerintah berada di angka Rp5.877,71 triliun, naik Rp120,84 triliun dari Rp5.756,87 triliun pada September 2020.
Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan terkait utang pemerintah yang membengkak karena sering menjadi sorotan masyarakat, apalagi di tengah pandemi Covid-19.
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri Indonesia tumbuh melambat. Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal III/2020 tercatat sebesar USD408,5 miliar.
Ekonom Indef Nailul Huda mengatakan penurunan cadev pada Oktober bisa mengkhawatirkan. Pasalnya, ketika cadev berkurang, utang pemerintah justru bertambah.
Pemerintah menekankan bahwa permasalahan utang ini akan terus terjadi. Makanya, Menkeu Sri Mulyani menyatakan, kenaikan utang adalah suatu persoalan yang harus dijaga.