PENYAKIT KARDIOVASKULAR

Calon jamaah haji Indonesia diminta untuk memperhatikan kesehatan. Pasalnya puncak haji berlangsung Juli 2022 dan cuaca di Arab Saudi cukup panas.

Menjaga kesehatan jantung sama seperti memperpanjang umur atau paling tidak menghindari penyakit kardiovaskular. Empat kebiasaan baik ini patut dilakukan.

Di masa pandemi sekarang ini, orang dengan komorbid terutama penyakit kardiovaskular memiliki risiko yang sangat tinggi apabila terpapar Covid-19.

Sebagai salah satu golongan yang berisiko bila terpapar Covid-19, penyitas kardiovaskular sebaiknya divaksinasi Covid-19. Tapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Orang yang berolahraga secara teratur memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan banyak kondisi jangka panjang (kronis).

Penyakit ini boleh dibilang erat kaitannya dengan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, kelebihan berat badan, kurang berolahraga, tekanan darah tinggi dan diabetes.

Orang yang optimistis lebih mungkin untuk hidup lebih lama daripada mereka yang memiliki pendekatan hidup yang lebih negatif.

Sembelit bisa menjadi tanda peringatan dini penyakit kardiovaskular. Di mana saat sembelit, Anda lebih cenderung mengejan sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Memiliki tekanan darah tinggi meningkatkan...

Saat sembelit, Anda lebih cenderung mengejan sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.

Aneurisma aorta telah menyebabkan 9.923 kematian pada 2018 dan sekitar 58% kematian karena aneurisme aorta atau diseksi aorta terjadi pada pria.

Kasus kematian akibat kelainan pada jantung kian meningkat seiring gaya hidup masyarakat yang semakin tidak sehat. Tingginya risiko kematian ini tidak diimbangi kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini.

Menariknya, wanita yang dilaporkan memiliki selera humor tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena jenis penyakit apa pun.

Jantung dan kardiovaskular merupakan penyakit katastropik yang menempati urutan tertinggi dari beban biaya BPJS untuk periode Januari hingga Desember 2019.

Badan kesehatan dunia (WHO) mendorong setiap negara untuk serius melakukan upaya upaya kesehatan yang berperan dalam mencegah ataupun mengatasi penyakit jantung.

Jumlah pusat pelayanan, kelengkapan fasilitas dan langkanya dokter jantung di Indonesia, tidak sebanding dengan tingginya jumlah penderita jantung.