Nasional
Senin, 15 Februari 2021 - 06:03 WIB
Penahanan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, Presiden Myanmar Win Myint dan beberapa tokoh Partai Liga Demokrasi oleh militer Myanmar pada Senin, 1 Februari lalu, kembali membuat kawasan Asia Tenggara menjadi sorotan dunia. Seperti deja vu, peristiwa kudeta ini menambah kelam jejak seteru Suu Kyi dan pimpinan militer Myanmar yang berlangsung lebih dari satu dekade. Hal ini juga tentu menjadi beban tersendiri bagi Asosiasi Negara-Negara di Asia Tenggara (ASEAN) dalam mengambil sikap bagi apa yang terjadi pada salah satu negara anggotanya tersebut.