Membaca sesuatu dalam Sufisme seperti membaca segala macam buku.Suatu malapetaka, mungkin membuat manusia malah lebih buruk daripada sebelum membacanya.
Ajaran sejati dimulai dengan para Pelindung, Raja Pengetahuan dan Pemahaman. Tidak dimulai dengan cinta, usaha atau indakan yang hanya mungkin dengan pengetahuan sejati.
Semuanya beranggapan bahwa di dunia ini tidak satu pun yang dapat membaca, meminta sekantong besar uang kepada tukang tersebut sebagai penukar penegasan kebenaran otorisasinya.
Lihatlah pada ratusan tiram dan ini memberitahumu bagaimana mengenali tiram lagi bila melihat salah satunya. Engkau tidak dapat mengatakan dengan cara yang sama, dimana tiram tersebut berisi mutiara.
Coba bayangkan sejenak bahwa engkau adalah makhluk selain manusia. Tidak dirasakan oleh manusia, engkau memasuki salah satu tempat tinggalnya. Asumsikan engkau tidak memiliki pengalaman kemanusiaan.
Ketika engkau pertama kali bertemu dengannya, ia mungkin tampak sangat berbeda dengan dirimu. Padahal tidak. Ia mungkin terlihat sangat sama seperti dirimu. Padahal tidak.
Sufisme adalah ajaran sebaik persaudaraan kaum Sufi, orang-orang mistis yang berbagi keyakinan bahwa pengalaman batiniah bukanlah bagian dari kehidupan, tetapi kehidupan itu sendiri.
Ahmad ar-Rifai yang didatangkan, untuk dirinya dan penerusnya, nama pembual, dan orang yang berperilaku yang bukan-bukan. Secara rahasia ia dipersatukan dengan kita.
Manusia, engkau memasuki dunia dengan rasa enggan, menangis, sebagai seorang bayi yang terlantar Manusia, engkau tinggalkan hidup ini, dicabut lagi, menangis lagi, dengan penyesalan.
Engkau yang berbicara tentang Berkah, mungkin musuh dari Berkah itu sendiri. Laki-laki maupun perempuan seharusnya menjadi musuh dari apa yang ingin ia cintai yang melekat dalam diri manusia.
Ketika Sufi berkata, Ini sendiri merupakan kebenaran, ia mengatakan, Karena saat ini dan orang ini dan tujuan ini, kita harus memusatkan perhatian kita seolah kebenaran itu sendiri.
Seorang guru Sufi menggunakan kekuatannya untuk mengajar, mengobati, membuat manusia bahagia dan sebagainya, sesuai pertimbangan paling baik dalam menggunakan kekuatan.
Pertanyaan yang baru saja dicatat ditanyakan. Anda menjawab, Sufisme adalah pengembangan diri. Penanya akan mengasumsikan bahwa pengembangan diri bermakna seperti apa yang ia artikan.
Guru-guru Sufi secara tegas membeda-bedakan antara tulisan dan ceramah yang diberikan untuk audiens khusus dan para pujangga, dengan nilai emosional serta kultural tersendiri.
Hal ini merupakan sesuatu seperti keinginan yang dibawa sejak lahir dan bayi, pada dada ibunya. Atau seperti daya tarik para murid kepada seorang pembimbing masyhur.
Kemudian pembuat rajah membuang jarumnya dan berteriak: Seekor singa tanpa kepala, tanpa ekor tanpa lambung? Siapa yang dapat menggambar demikian? Bahkan Tuhan pun tidak!
Mengambil perhatian dari pelajaran ini, bahwa pengetahuan bagaimana melihat kemampuan khusus orang lain, tidak berarti sesuai dengan kebutuhan sebenarnya -- dirinya sndiri.
Untuk meraih dan menerapkan tingkatan (ukuran) yang kukatakan, seseorang harus menemui Perkumpulan Kebijakan. Tempatnya di sini, dan tidak di mana-mana, bahwa tingkatan tersebut sudah diperoleh.
Sufisme adalah ilmu mendiamkan apa yang harus didiamkan, dan memperhatikan (waspada) apa yang harus diperhatikan (diwaspadai), tidak berpikir bahwa engkau dapat diam.
Laki-laki itu berpikir: Ketika satu pintu tertutup, seratus pintu mungkin terbuka. Kesempatan ini sepuluh kali lebih berharga daripada dombaku yang telah hilang.
Saat mereka mendekat, serigala jinak piaraan sang raja tersebut melompat, memperlihatkan taring-taringnya, serta berlari menyambut kawanan serigala liar
Kalau tidak mendengar pangeran 'pemalas', kita tidak akan mengerti di luar penampilan fisik kuda kayu tersebut, baik dia mendapatkan seorang putri dari Negeri Cahaya atau tidak.
Cerita ini dimaksudkan untuk meletakkan dasar dari pengetahuan tentang sufisme dan metode-metode penalaran yang khas, jarang sekali digunakan untuk tujuan-tujuan didaktis.
Orang Yahudi tersebut mengenakan jubah untuknya sendiri dan memeluk Islam. Meminta diantar ke makam Rasulullah saw. Sesampainya di makam, dia telah menghembuskan nafas terakhir.